Kampus INKAFA. Panasnya terik mentari di siang hari tak menyurutkan semangatku untuk beraktivitas, malahan aku menikmati membaca sebuah buku di ruang
kelas lantai 2. Ditambah dengan iringan musik pop yang dinyanyikan oleh
band-band Indonesia yang sudah terkenal melalui hp milik temanku. Membuat
diriku betah untuk terus membaca.
Samar-samar aku mendengar ada seseorang yang memanggil namaku. Tapi,
kubiarkan saja, tak ku gubris. Ku teruskan diriku larut dalam membaca. Hingga
beberapa menit kemudian. Tiba-tiba…..
“Muhyi……”
Teriak seseorang memanggil namaku lagi. Tapi, kali ini lebih keras
dari tadi. Membuat konsentrasiku terganggu. Hingga ku menoleh ke asal suara
itu. Ku lihat di balik jendela kelasku berdiri seorang mahasiswi bercadar
sedang menatapku serta melambaikan tangannya ke arahku. Yang tak lain dia
adalah temenku.
“Ada apa dolooorrr,.,…..,.?”
tanyaku dari dalam kelas.
“Cepetan mreneo……...!!!”balasnya.
Dengan agak tergesa-gesa, ku langkahkan kakiku menuju keluar untuk
menghampirinya.
“Ada apa sikh………..???” Tanyaku ladi saat tepat berada di
hadapannya.
“Ini……...” sambil menyerahkan sebuah undangan yang cantik ke
arahku.
Sekilas ku lihat, Langsung saja ku tahu kalau itu undangan
pernikahan. Dari luarnya saja sudah kelihatan, berwarna pink dan banyak
bordiran yang menghiasinya.
“siapa sikh…..? Diana ta…..??? tanyaku memastikan.
Ketika ku ambil undangan itu, ku ingat beberapa minggu yang lalu, temenku
beda jurusan denganku mengatakan bahwa temen sekelasnya tak lama lagi akan
menikah tepatnya setelah hari raya Idul Fitri 1433 H. yang ku tahu dia juga
temenku. Diana.
“Iya…., ya udah yi, aku ke atas dulu” katanya.
“Okey… Syukron ukh”
“Afwan…” balasnya sambil melangkah menuju ke lantai 3.
Segera saja aku kembali ke dalam kelas sambil membawa undangan pink
tersebut. Tapi, tak ku teruskan membaca bukuku yang sempat tertunda tadi. ku
lihat-lihat undangan itu, berwarna pink. Cantik juga kalau dilihat. Sedap dipandang
oleh mata. ku teliti bordiran yang berada di cover depan. Semakin bertambah
kesenian itu terlihat. Tak lama-lama, langsung Ku buka undangan itu, pada
lipatan pertama di tengah-tengah sendiri terpampang sebuah nama DIANA APRILLIA
& M. ALI MAKIN.
Aku tersenyum-senyum sendiri ketika melihat nama tersebut. Teringat
perkenalanku dengan dia, beberapa bulan yang lalu melalui jaringan facebook. Kalau
gak salah sudah sekitar tiga bulan. Walau baru kenal, tapi aku sudah merasa dia
sebagai sahabatku. Kadang-kadang cerita apa saja, Tanya kesana kemari. Pokoknya
enaklah kalau diajak bergurau.
Kadang-kadang juga pernah aku buat sebagai ajang praktek gombal yang biasanya
ku lihat di OVJ. Hehehehehe
Tapi anehnya juga, selama ini aku gak pernah lihat wajahnya secara
langsung. Hanya lewat foto yang ada di fbnya ja. Kalau di kampus pun dia juga
selalu pakai cadar, jadi gak bisa lihat wajahnya secara langsung hanya terlihat
sorot matanya.
Huft.,.,.,,
Mulai sekarang ku tak bisa menggodamu lagi sobat, mengajakmu bergurau apalagi menggombalimu dengan kata-kata. Karna engkau kan menjadi milik orang lain seutuhnya. Tapi, dari sini, jauh di matamu. Aku hanya bisa mengucapkan
Mulai sekarang ku tak bisa menggodamu lagi sobat, mengajakmu bergurau apalagi menggombalimu dengan kata-kata. Karna engkau kan menjadi milik orang lain seutuhnya. Tapi, dari sini, jauh di matamu. Aku hanya bisa mengucapkan
“SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU SOBAT
SEMOGA MENJADI KELUARGA YANG SAKINAH, MAWADDAH WA ROHMAH
بارك الله لكما وبارك عليكما وجمع بينكما فى الخير
0 komentar:
Posting Komentar