Siang itu, hari Senin 03 September 2012. Sekawanan
pemuda berpakaian rapi, memakai celana beralas kaki sepatu serta “kopyah” ala
santri di atas kepala dan tak lupa sebuah buku berada di depan dada yang di
apit oleh tangan, sedang berjalan
beriringan di tengah-tengah jalan. Walau sang mentari berada si atas ubun-ubun.
Teriknya begitu terasa, hingga keringat bercucuran, tak menyurutkan langkah
mereka untuk tetap pergi ke kampus kuning tercinta, INKAFA.
Sesekali canda tawa keluar dari mulut mereka serta tingkah-tingkah aneh yang tak lepas. Hingga tak sadar akan panas sinar mentari di siang itu. Tak lupa tingkah-tingkah aneh keluar dari mereka. Memang begitulah pasti ada hal-hal yang aneh saat berkumpul bersama.
Sesekali canda tawa keluar dari mulut mereka serta tingkah-tingkah aneh yang tak lepas. Hingga tak sadar akan panas sinar mentari di siang itu. Tak lupa tingkah-tingkah aneh keluar dari mereka. Memang begitulah pasti ada hal-hal yang aneh saat berkumpul bersama.
Di antara sekawanan pemuda itu adalah diriku. Dan di
sampingku adalah sahabat-sahabatku yang telah menghiasi hari-hariku. Yang
selalu menemani di kala suka maupun duka. Hari itu, aku dan teman-teman
berangkat ke kampus. Masuk kuliah pertama kali setelah liburan panjang. Liburan
hari raya Idul Fitri 1433 H. Saat itu, kami sudah semester 5. Berangkat ke
kampus selalu di tempuh dengan jalan kaki bagi kami. Karena memang kampus
kuning INKAFA sendiri masih berada di dalam yayasan pondok pesantren Mambaus
Sholihin. Satu lokasi dengan tempat kami tinggal sekarang. Jarak antara kampus
dengan kamar tak begitu jauh, kira-kira
kurang lebih 500 m.
Di antara kami berenam, hanya sepatukulah yang
berbeda. Mengkilap, bersih tak ada kotoran di sana sini. Dan juga tak ada
goresan yang tampak pada sepatuku. Sepatu baruku. Yang baru ku beli beberapa
hari yang lalu di pasar kebanggaan warga Gresik.
Di hari pertamaku kuliah, dengan memakai sepatu baru
yang masih mengkilap membuat di dalam dadaku berkobar. Sedikit demi sedikit mengalirlah
SEMANGAT BARU ke dalam dada. Kekuatan untuk Tholabul ‘Ilmi Littafaqquh fiddin. Untuk
menggapai cita-cita yang selalu diimpikan.
Dan di hari pertamaku kuliah ini, ku berusaha untuk
sebaik mungkin. Sehingga pada akhirnya nanti juga menjadi baik. Sebagaimana
dalam hadits Nabi :
من أشرقت بدايته أشرقت نهايته.
“Barang siapa yang pada awalnya
bagus maka akhir-akhirnya juga bagus.”
0 komentar:
Posting Komentar